Perahu kehidupan
Kita sering lupa hidup ini sedang
dalam perjalanan dan tak pernah berhenti atau singgah.
Buku ini memperingatkan kita supaya
jangan lalai mempergunakan waktu demi waktu dengan sebaik-baiknya karena
waktu tak pernah berhenti atau terulang.
1.
Kata pengantar 3
2.
Perahu kehidupan 10
3.
Angan-angan/khayalan 20
4.
Semangat adalah kekuatan 30
5.
Tercapainya cita-cita timbul masalah baru 41
6.
Pergeseran
status 51
7.
Puncak
kepemimpinan 61
8.
Musim gugur 71
9.
Mempertahankan
harga diri 81
10.
Waspada ranjau perjalanan hidup 92
11.
Syukuri yang ada lupakan yang terbuang 103
12.
Hidup ini tak
ubahnya seperti puisi dan pantun 115
13.
Buatlah kamu bangga atas diri kamu sendiri 125
14.
Pondasi Hidup, Pikir Dulu Sebelum Bertindak 136
15.
Berharaplah Kepada yang Bisa Diharapkan 149
16.
Peganglah Kuncinya Hidup Ini 160
17.
Sifat Pria dan Wanita 172
18.
Jaga Hati dan Pikiran 184
19.
Keyakinan 196
20.
Ketika Perahu Kehidupan Hendak Berlabuh 208
21.
Kesimpulan/ Penutup 219
Kata Pengantar
Saya mulai merancang buku ini pada usia saya mulai senja dan tenaga berkurang dan kehidupan penu dengan perenungan-perenungan Karen saya tinggal sendiri tak ada yang menemani secara manusia. Tapi secara iman percaya saya ke pada Tuhan Yesus saya sangat penuh suka cita.
Saya lihat perubahan jaman selalu ada di mana-mana
kita pun harus berubah sedikit demi sedikit kalau tidak jalan di tempat maka
kita tidak akan aman di dalam perahu perjalanan. Di dalam perjalanan harus
tenang dan melihat ke kanan dan ke kiri sekali-sekali menoleh kebelakang supaya
apa yang terjadi di sekeliling kita. Banyak satu perahu jadi janganlah selalu
memikirkan diri sendiri. Perhatikan juga sekeliling kita. Supaya kita juga berguna
bagi orang-orang di sekeliling kita yang memisahkan kita. Itulah ciri-ciri
orang hidup. Sebab banyak manusia hidup buat dirinya sendiri tetapi mati bagi
orang lain yang ada di sekali hidupnya. Jadi kita harus benar benar hidup
berguna bagi diri sendiri juga berguna bagi orang lain dan alam sekeliling
kita.
Maksud tujuan saya menulis buku ni adalah untuk mengajari kita untuk menata perjalanan hidup menunggu masa depan yang belum tau kepastiannya walaupun selamanya semua telah dipastikan Tuhan.
Pertama kita harus mengatur kekuatan ketenangan dan percaya diri jangan mudah terpengaruh. Modal utama jangan mengandalkan tenaga sendiri tapi minta lah kekuatan dari Tuhan sang pencipta. Supaya Dia memberi pencerahan untuk kita. Sebab manusia ada masa-masanya tapi sang pencipta kekal selama-lamanya dari generasi ke generasi dari jaman ke jaman semua perubahan Dia tau dan serta didoakan-Nya. Buku ini membaha tentang pengalaman hidup seorang manusia. Juga mengingatkan kendala-kendala diperjalanan itu dan bagaimana menyikapi dan mencari jalan keluarnya supaya kejadian itu menjadi kenangan yang indah untuk dikenang. Segala situasi hidup itu semua adalah bunga-bunga kehidupan apabila kita pandai menatanya dengan baik pasti menjadi indah. Walau kejadiannya buruk sekali pasti ada juga kejadian yang sudah sudah bisa bisa menjadi enak ditelan tak ubahnya seperti rujak pedas manis asam dijadikan satu dan diberi nama enak jadinya.
Buku ini ditulis oleh seorang wanita yang cuma
mengenyam pendidikan cuma 3,5 tahun tepatnya di kelas 4 SD sudah berhenti. Umur
saya sedang menulis buku ini sudah mendekati lebih kurang 63 tahun. Pikiran dan
stamina masih prima. Jadi jika ada kalimat-kalimat yang janggal dan tidak
beraturan harap maklum dan saya ucapkan selamat kepada pembaca semoga mendapat
ilham dari tulisan ini.
Maksud dan tujuan penulis adalah untuk berbagi
pengalaman dan persaan saya di dalam perjalanan perahu kehidupan ini. Saya sangat
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sang pencipta. Apabila ada yang mendapat
khidmat dari tulisan ini. Sebab dalam pengalaman yang panjang yang penuh
liku-liku inidan hempasan terjang badai yang dahsyat sekali. Tapi di sisi
samping perjalanan ini masih ada yang memperhatikan dan memberi kekuatan ekstra
membuat saya tegar sampai sekarang. Persaan ini lah yang mendorong saya untuk
menulis buku sederhana ini. Semoga cita-cita ini kesampaian dan selesai pada
hari-hari yang direncanakan Tuhan la beserta kita baik penulis ataupun pembaca.
Buku ini saya alamatkan kepada anak cucu saya dan teman dan semua yang berkenan
untuk membaca dan merenungkan kehidupan ini.
God bless me and God bless you.
Thank you.
Amen
BAB I
Perahu Kehidupan
Begitu kita melihat dunia ini kita langsung mendapat
perahu pangkuan ibu yang tercinta. Serba aman dan unik serta aman damai sentosa
dan tersedia 2 botol susu yang siap diisap dengan nikmatnya, panas dan tidak
pernah basi sedia siang dan malam. Begitu juga pakaian yang sederhana juga
dekapan yang hangat di tangan ibu yang berjasa sebagai wakil Tuhan untuk
menjaga kita siang dan malam memantau apa yang kita perlukan disusui diberi
makan ganti pakaian serta memandikan
dipanasi supaya tidak masuk angin. Apabila dia pergi kita di gendong
kemana-mana. Sadarkah kita perahu yang disediakan Tuhan untuk kita naiki untuk
membawa kita menuju perjalanan kehidupan ini. walaupun begitu enak dan tentram
di situ pada saat yang sudah ditentukan
kehidupan oleh sang perahu
kehidupan harus berganti perahu yang lain
hari demi hari dilalui perubahan silih berganti. entah siapa yang punya
problem entah dari mana datangnya. Pengetahuan bisa bisa berjalan dan bisa
berbicara entah ibu dan bapak yang mengajari atau memang sudah ukuran alam dari sang pencipta tak sanggup mungkin kita
memikirkannya. tapi tanpa kita sadari perubahan itu terus berlangsung perahu
kehidupan jalan terus tanpa kita sadari. Pertama ditatah lama-lama jalan
sendiri dan juga berlari kencang. Coba kita bertanya pada diri kita sendiri
siapakah yang tahu kemana arah tujuan hidup ini orang tua sendiri pun baik
bapak dan ibu tak tahu sama sekali. tapi yang pasti perahu kehidupan jalan
terus tak pernah berhenti. Tapi kecuali ajal menjemput baru berhenti di situ
saja. Tetapi apabila masih hayat dikandung badan perahu kehidupan jalan terus
menuju tujuan yang telah ditetapkan sang pencipta. Kita tergeser dari perahu
pertama karena sudah besar atau digeser oleh perjalanan waktu. mungkin perahu
itu sudah ada lagi penghuni baru karena bukan kita saja yang harus mengecap
perahu yang sangat indah itu. di sinilah mulai tumbuh bunga-bunga kehidupan
untuk dijalani tanpa kita sadari sudah mulai timbul persaingan-persaingan
perjalanan hidup. mulailah datang tantangan-tantangan kecil tapi bagi kita sudah mulai merasa berat dan
penuh sulit dan harus diperjuangkan
supaya jangan sampai ketinggalan seperti kata pepatah. membuat kita menyesal
sekali sebenarnya di situasi ini tanpa kita sadari kita sudah ganti perahu dan
apa nama perahu ini kita lah membuat namanya. sebagai penulis saya buat
namanya. Sedang di atas transportasi rumah tangga, keluarga yang beberapa orang
satu perahu di sinilah yang penuh teka-teki yang perlu dijawab dengan benar dan
pasti. Langkah kaki pertama yang bertujuan sudah pasti tapi tidak tahu tujuan.
Perjalanan hidup yang jalan terus seperti peluru kendali tidak ada remnya dan
terus. sekarang kenyataan besok kenangan itulah perjalanan hidup jika kita kaji
maka perahu kehidupan ini sangat kejam sekali karena tidak ada tawar-menawar
jalan terus begitulah sampai pada akhir yang ditentukan sang pencipta manusia
pada umumnya tak tahu apa yang terjadi kedepan. Tetapi apa yang kita kerjakan
masa-masa ini pasti ada hasilnya di kemudian hari. kita masih dituntun oleh
orang-orang sekeliling kita ke jalan yang lebih baik tapi banyak juga yang
salah langkah namanya pengalaman pasti ada yang yang terlambat dan ada yang
tepat waktu. Oleh sebab itu maka manusia harus berusaha melihat ke depan yaitu
tujuan hidup dan kemana arah tujuan kita sebab namanya perjalanan tentu tak
satu tujuan banyak cabang-cabang (simpangnya dan banyak dermaga) yang harus di
singgahi dan juga tujuan-tujuan harus dituju. cita-cita manusia salah satu
menuju tujuan sebab tanpa cita-cita kita susah mengayuhkan perahu kehidupan ini
jika tidak dibuat tujuannya berdasarkan cita-cita yang dirancang terlebih
dahulu. Coba kita renungkan bagaimana kah kita memulai sedangkan kita sendiri
belum tahu arah tujuan hidup ini tapi berkat bimbingan orang tua atau kerabat
yang yang ada sebelum mampu melangkah sendiri seperti ada yang menggerakkan
tanpa kita sadari sudah jauh perjalanan hidup kita. Tak terasa sudah melangkah
dari hari ke minggu dari minggu ke bulan
dari bulan ke tahun tak terasa sudah puluhan tahun. Pikiran sudah berkembang
pandangan sudah jauh kenangan-kenangan pun sudah mulai ada. Cita-cita ingin
tahu, benci, senang, bangga, tertarik dan ada yang berkarya dan ada yang mau
meniru orang lain. Begitulah situasi perjalanan hidup kita. jika langkah
pertama sudah selesai kita harus melangkah menuju perjalanan selanjutnya
sifat-sifat sudah mulai muncul dan hobi hobi pun sudah ada di pikiran. Inilah
yang selalu membuat selalu perjalanan tersendat karena masih ada yang
mengendalikan ide-ide yang mengendalikan kita yang harus dituruti. Karena kita
harus tergantung kepadanya yang mengatur hidup kita. Di sinilah mulai kecewa
kecewa kecil muncul karena sekeliling kita tak mau mengerti kita semua harus
dituruti walaupun kadang tidak seperti yang kita inginkan. Cobalah saudara
pikirkan mengerjakan yang bertentangan dengan kata hati kita pasti kurang
semangat. Tapi apabila sebaliknya jika yang kita kerjakan itu seperti di hati
kita maka semangat pun menggebu-gebu semua yang kita kerjakan pasti sempurna
dan menghasilkan yang baik juga begitulah perjalanan hidup yang harus ditempuh
karena perahu kehidupan tetap jalan terus dengan sedia membawa kita menuju pangkalan
yang dituju. Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perahu kehidupan jalan terus
membawa kita tapi merasa hari-hari ini bisa diulang ulang besok ke besok minggu
ke minggu depan dan tahun ke tahun di sinilah timbul perbedaan di perjalanan
itu. Bagi yang tidak membuang-buang waktu pasti banyak bekal di perjalanan.
Tetapi bagi yang lalai maka selalu ketinggalan bekal dan tidak merasa aman di
perjalanan hidup karena sering ketinggalan bahan-bahan perjalanan membuat kita
tidak merasa aman di atas perahu yang setia membawa kita. Inilah membuat
manusia merasa berbeda beda perasaan walaupun satu perahu tetapi ada merasa
aman dan ada juga merasa gelisah tak menentu karena kurang persiapan. Atau
tidak cepat cara kita menaiki perahu itu. Karena itu saya peringatkan kepada
anda ingat kita sedang berjalan menuju ajal. Manusia selalu merasa kurang dan juga bekal bekal di
perjalanan kehidupan tapi kita tidak menyadari segala sesuatunya sudah di
cukupi oleh sang pencipta. Segala sesuatunya sudah cukup apa saja yang kita
perlukan tetapi Tuhan sudah memberikan pikiran (mastermind) semua yang telah
dipersiapkan oleh sang pencipta harus diolah menurut keperluan kita
masing-masing. Di sinilah diuji kemampuan masing-masing untuk mendapatkan dan
merasakan paling banyak mengumpulkan dan tanah menjadi milik milik sementara.
Tidak sedikit orang mendapat banyak tapi ada juga yang sama sekali tidak dapat
menguasai sama sekali baik tanah dan sebagainya tetapi tergantung dengan orang
lain padahal semua diciptakan untuk manusia yang singgah di dunia ini tapi tak
sanggup memikirkannya. Coba kita pikirkan dalam-dalam di mana terletak
kegagalan seorang itu? Inilah yang perlu dipersiapkan pada anak-anak kita lebih
dini supaya tahu apa tugasnya di dunia ini di atas perahu kehidupan ini lebih
baik disini lebih baik supaya dia tahu tujuan hidup ini. Setelah anak mulai
belajar di bangku dasar sudah diingatkan tujuan hidup. Isi dunia ini disediakan
untuk kita. Siapakah yang menyediakannya yaitu Sang Pencipta Allah Yang
Mahakuasa. Bagaimanakah cara kita memilikinya? inilah yang perlu dipelajari lebih dulu itulah
gunanya sekolah cari dulu kepintaran. Matthew 6:33 “But seek
first his kingdom and his righteousness, and all these things shall be added in to you”. Cari kerajaan Allah dan kebenarannya maka
semuanya akan dikembalikan kepadamu di sinilah kunci permasalahannya. Namanya
telah disediakan pasti ada yang menyediakan. Inilah yang selalu kita lupa Sang
Pencipta yang empunya semua dunia ini. Disediakan untuk semua penghuni dunia
ini, berusahalah memilikinya. Siapa pun bebas memilikinya dengan cara
masing-masing. Tapi jangan lupa ada peraturan yang ditentukan Kejadian 1 :
27-29 Tuhan menciptakan manusia dan memberikan kuasa untuk menguasai semua
seisi dunia ini dan sang pencipta memberkati manusia dan memberikan semua
makanan secukupnya. Dunia ini dan alam sekitarnya juga satwa-satwa diserahkan
kepada semua manusia setiap lahir ke dunia ini berhak untuk menikmatinya. Inilah
perintah Allah kepada manusia yang langsung diciptakan Allah dengan tangannya
sendiri yaitu Adam dan Hawa tetapi apa yang terjadi makhluk yang hidup atau
manusia banyak yang tak dapat bagian. Kenapa ya? Inilah yang perlu kita
selidiki dengan pikiran-pikiran penulis ini. Apa sebabnya pembagian pemberian
sang pencipta ini tidak adil kepada yang diciptakan. Tak ada lain adalah karena
dosa manusia yang menyebabkan tanah dan isinya semua telah kena sumpah. Itulah
sebabnya. Membuat tetap berjuang mendapatkan sesuatu. Semula sang pencipta
menghendaki manusia bersenang-senang saja sama seperti burung-burung di udara
pagi hari berkicau ria, sore beristirahat di sarangnya. dia tak perlu
memikirkan segala sesuatunya telah
tersedia baginya sekarang kenapa manusia tidak, itulah karena dosa-dosa manusia
itu terjadi perubahan. kejadian 4 : 8-12 ketika Kain membunuh adiknya Abel
sudah kena kutuk Tuhan tanah ini. Mulai dari situ semua yang diperlukan manusia
susah didapat tapi jika kita tidak diperlukan subur semua. Tapi jika yang dibutuhkan sukar didapat. Contoh jika
kita menanam padi coba tunggu 3 bulan setelah ditanam pasti rumput yang berbuah
padi mati, kenapa tidak sama-sama berbuah. Inilah kuncinya maka manusia terus
berjuang jika ingin mendapatkan bagian di dunia ini jika kalau mau banyak harus
saling berebut sikut menyikut tidak bisa lagi bagi rata. Selalu hati
bertanya-tanya mengapa di dunia ini tak ada lagi keadilan selalu adu kekuatan
seolah-olah dunia ini penuh dengan dunia perebutan sebab siapa yang kuat dia
banyak mendapat tapi bagi orang yang buang-buang waktu pasti sukar
mendapatkannya. Bahasa mengatakan waktu adalah uang jadi waktu jangan
dibuang. Coba tinjau kembali perjalanan
perahu kehidupan kita bagaimana kita menggunakan waktu itu apakah sudah
maksimal kita menggunakannya sudahkah anda jauh dari penyesalan penyesalan.
Jika anda jarang menyesal tandanya anda sudah mempergunakan waktu dengan baik.
Tetapi jika kita sering menyesal tandanya perjalanan perahu kehidupan Anda masih
perlu dibenahi atau ditata ulang sebab tanpa penataan ulang tak ada kemajuan.
Seharusnya jika badan bertambah besar pikiran pun makin bijaksana harus
seimbang badan dengan pikiran. Coba jawab pertanyaan ini jika kamu bisa
menjawab. Tanda-tanda kedewasaan ada sudah pada dirimu. Mengapa didunia ini
selalu ada perbedaan walaupun kita satu ibu dan bapak sesama sejenis satu
bangsa dan negara satu perahu kehidupan satu perasaan sama-sama membutuhkan
satu dunia satu sang penciptanya. Kenapa tidak rata pembagian dunia ini kenapa
banyaknya kekurangan, sementara banyak yang berlebih-lebihan . Kenapa ada yang
sangat senang sekali dengan dan ada sungguh kesulitan sama sekali. Di manakah
Sang Pencipta yang adil itu yang mengatakan semua manusia sama dimata
penciptanya? tentang itulah kita cari di buku ini coba kita simak di babak
berikutnya penulis ingin menguraikannya satu satu per satu rahasianya jika Anda belum mengerti simaklah
satu persatu tulisan ini jika Anda belum mengerti baca lagi ulang ulang sampai
Anda mengerti sebab segala sesuatunya harus berjuang untuk mendapatkannya. Mari
kita bersama-sama lalui perjalanan perahu kehidupan ini. Perlahan-lahan perahu
kehidupan berjalan menuju tujuannya. Manusia yang turut didalamnya selangkah
demi selangkah tak terasa pengalaman hidup sudah menjadi gelombang-gelombang
berikutnya tak terasa masa-masa indah di masa anak penuh keceriaan sudah mendekati
pergeseran. Panggilan demi panggilan sudah berganti baru saja rasanya dipanggil
adik sudah diganti menjadi kakak atau abang. Tanggung jawab mulai menempel di
pundak serta kemampuan sudah mulai datang satu persatu tugas-tugas pun sudah
mulai menunggu untuk kita jalankan. di sinilah kunci pertama untuk menata
perjalanan hidup Disini sangat perlu tuntunan untuk petunjuk jalan bagi sang
pengembara. Pun orang sekeliling kita baik itu orang tua atau guru guru
pendidik untuk menjelaskan tujuan perahu kehidupan ini. Jika petunjuk jalan
tahu yang dituju pasti tahu mengarahkannya tetapi sang penuntun sendiri tidak
tahu apa yang terjadi. Seperti pengalaman saya dulu sewaktu saya berhenti
sekolah di SD kelas 4 Abang saya marah sebab kata Abang saya sangat pintar
sekolah. Dia menyuruh saya sekolah kembali dengan menulis surat kepada guru
saya. Tapi sebelum saya sampaikan kepada guru saya beliau berkata saya sudah
diberhentikan. Saya pulang dengan pilunya dan penuh penyesalan tetapi ibu saya
sempat mendukung saya berhenti bersekolah. Dia bilang kan sudah tahu baca saja
kok tak perlu lagi sekolah. Seperti inilah contohnya pembimbing kita tak tahu
perjalanan kehidupan untuk dituju banyak orang tua zaman sekarang pun masih
seperti Ibu saya. Lumayan bagi saya yang masih memperjuangkan untuk bisa baca
dan tulis. Bagaimana orang tua yang sama sekali tidak memperjuangkan anaknya
sampai tahu baca tulis pun. Kemana lah bisa dibawa perjalanan hidup ini. Jika
saya merenung saja masih bersyukur setidaknya masih bisa membaca cari berita di
majalah majalah bekas untuk mencari wawasan. Di dalam kegagalan perjalanan
perahu kehidupan ini apa yang harus kita perbuat. Usia muda tidak lagi menuntut
ilmu paling-paling ikut sekeliling kita baik itu orang tua kakak-kakak kita dan
sebaya kita senasib seperti kita di gelombang seperti ini. Kita jalani
hari-hari kita tanpa tujuan bukan yang disuruh orang tua atau yang lain
sekeliling kita. Saya menceritakan tentang kehidupan suatu kegagalan pertama di
usia tanggung. Bekerja pun belum kuat belajar pun sudah tidak ada kesempatan. Saya
dimanfaatkan orang tua saya untuk menjaga anak-anak tetangga mendapatkan upah
yang ditentukan orang tua dan orang tua anak tersebut Saya tidak tahu sama
sekali berapa untuk tenaga saya sebab yang menerima adalah orang tua sendiri.
Saya cuma menjalankan tugas saja. Inilah yang saya jalani di masa-masa
kehidupan tanggung atau masa kanak saya. Penyesalan penyesalan berhenti di
sekolah tetap mengisi benak saya sepanjang hari. Kita tidak menyadarinya perahu
kehidupan jalan terus tanpa menghiraukan situasi apapun yang terjadi. Hari demi
hari bulan ganti bulan tahun pun
berjalan terus sehingga tak terasa usia beranjak dewasa. Teman-teman
yang sekolah pun terus naik kelas demi kesenambungan sekolahnya. tak terasa
teman sekolah sudah masuk SMP dan melanjutkan ke kota kecil di daerah kami saya
tetap tinggal di desa Tapi status tidak anak-anak penjaga anak tapi jadi petani
mengikuti orang tua. Supaya tidak merasa jenuh kami bekerja secara gotong
royong rame-rame dengan ganti-gantian bekerja di ladang orang tua. Dengan
giliran giliran suasana sangat mengasyikkan karena bekerja secara gotong royong
itu (rame-rame) tidak lagi merasa jenuh beginilah mengisi hari kami yang kami
jalani penuh dengan sukacita tanpa tahu tujuan ke mana arah tujuan hidup. Tanpa
disadari benih cinta monyet sudah mulai tumbuh sesama remaja saling
lirik-lirikan. Cinta monyet berbunga-bunga sukacita tersendiri pun mulai
tumbuh. Tak terasa dibuai waktu cita-cita pun datang ingin rasanya bebas di
kehidupan ini. Banyak rencana-rencana tak beralasan dan tidak pikir panjang. Cinta
Monyet pun bersemi tanpa dasar yang kuat disamping pemikiran yang kurang ilmu
bekal pengalaman yang serba kurang teman berbagi rasa atau tukar pikiran pun
sama tak ada pengalaman hidup. ingin bertanya tak tahu sama siapa juga tak tahu
apa harus ditanyakan perjalanan perahu kehidupan jalan terus tanpa kita sadari
sudah dibawa dermaga yang harus di disinggahi kerikil-kerikil tajam jam pun
dilewati. Bunga-bunga kehidupan tumbuh menambah suasana berbeda beda. Telinga
pun mulai mendengar dari semua penjuru. Juga kaki mulai melangkah ke sana
kemari mencari yang kita inginkan kan belum tentu berguna bagi kita atau
perjalanan hidup. di dalam situasi tahap-tahap tanggung Ini timbul
beragam-ragam perasaan bergembira menyesal sedih kegagalan-kegagalan di
perjalanan kehidupan mulai terasa karena teman yang terus sekolah makin lama
makin maju. Sedangkan kita (saya) sudah ketinggalan satu tahap di perjalanan
perahu kehidupan. Suka duka harus dijalani perahu kehidupan jalan juga walaupun
penuh penumpang-penumpangnya banyak yang tidak menggunakan waktu-waktu dengan
baik. Bagi yang patuh mengikuti maupun yang menyia-nyiakan waktu perjalanan
hidup sama-sama jalan terus tak ada istilah ketinggalan tetapi di perjalanan
perahu kehidupan yang berhasil berjalan dengan keberhasilannya yang gagal pun
terus berjalan dengan kegagalannya. Cuma ada yang merasa aman dan ada yang
merasa risih walaupun sama-sama di dalam perjalanan hidup. Timbullah perasaan
yang berbeda-beda bagi orang yang menggunakan waktu dengan baik pasti
mengerjakan yang positif dan berguna bagi kehidupannya sendiri. Kembali disini
saya sebagai penulis untuk bersaksi tentang perjalanan hidup saya. Sebab saya
salah satu yang tidak mempergunakan waktu dengan baik atau gagal sama sekali di
dalam pendidikan. Kehidupan serba salah,
ingin menikah di usia muda sangsi. Mulailah pikiran-pikiran setengah
dewasa bekerja keras untuk menata kehidupan ini. Hari demi hari di samping
bertani setiap hari ke ladang. Saat itu saya tidak lagi tinggal sama ibu dan
ayah tiri saya. Saya sama sama Bibi saya yang lumpuh yaitu kakak kandung Bapak
saya dan juga sama anaknya 2 orang 1 perempuan sebaya dengan saya dan adiknya
laki-laki yang dibiayai oleh suami bibi saya yang sudah jaka berempat. Anak
Bibi saya yang sebaya dengan saya terus sekolah. Kalau tidak salah masa-masa
itu dia kelas 2 SMP saya iri sekali. Dia tinggal di kota saya di desa bertani
alakadarnya. Hati mulai bertanya kemana arah tujuan perahu kehidupan ini. Saya
berpikir-pikir seribu kali siang dan malam kemana harus pergi. Tekad pergi atau
kawin, pergi atau kawin umur masih 14 tahun hati bertanya-tanya tidak ketemu
jawaban.
BAB II
Angan-angan/ Khayalan, Membuka Mata Pikiran
Setiap manusia sering
berangan-angan untuk menginginkan sesuatu tapi angan-angan itu sering pula
berganti-ganti arah membuat sang peng-angan-angan sering susah membuat
keputusan di dalam perjalanan hidup. Kita sering melihat keberhasilan teman
membuat kita sering berangan-angan. Apabila kita menginginkan sesuatu sebelum
dikerjakan sudah datang pula sangsi sebab dengan khayalan negatif takut tidak
berhasil. Beginilah kerjaan orang yang sudah salah di perjalanan hidup ini.
Membuat hati tak tenang menghayalkan kesinambungan hidup untuk membuka
lembaran-lembaran baru di perjalanan itu. Di dalam angan-angan ingin rasanya
memutar perjalanan perahu kehidupan ini ke tujuan yang diangan angankan dan
mencoba berpikir keras kemanakah ditujukan supaya lebih baik dari yang
sudah-sudah dilalui. Angan yang tak berguna tapi bisa juga membuka pikiran yang
tadinya sudah tertutup oleh kegagalan itu.
Angan-angan yang baik sering
diiringi negatifnya yaitu kegagalan sebab sering dibayangi kegagalan masa
lampau. Tapi pada umumnya manusia tidak pernah berhenti menghayal walaupun di
dalam khayalan sering jumpa jalan buntu membuat berhenti menghayal sementara
saya mau tanya kepada anda sang pembaca kenapa kita berangan-angan? Tapi jangan
lupa sering ada kejadian seperti yang diangan angankan seperti anak muda
umumnya menghayalkan pemuda yang cantik atau sebaliknya wanita menghayalkan
pemuda tahu-tahunya ketemu seperti yang diangankan seolah-olah angan-angan itu
memberi tanda kok bisa ya? seperti kita menyukai seseorang di dalam hati saja
baru sekedar pandang tapi sering juga dia pun sebaliknya juga. Setelah bertemu
banyak yang bersaksi maka sebelum berjumpa pun sudah ada tanda-tanda suka
kepadanya. Sering jadi di kehidupan manusia ingin meniru keberhasilan orang
lain supaya dapat memiliki seperti mereka ada juga yang berhasil tapi tidak
sedikit yang gagal total. Jadi sebaiknya percaya diri sendiri supaya tak ada
penyesalan. Orang yang menghayal atau berangan-angan bisa menimbulkan inspirasi
atau menimbulkan ide-ide yang positif bila di dalam angan-angan itu timbul
rencana-rencana. Maka inilah tanda-tanda mulai timbul karya-karya sendiri yang
harus (akan) dijalankan. Apabila ide itu timbul dari pikiran sendiri maka
itulah salah satu tanda-tanda (master mind) kita sudah mulai bekerja. Kejadian
1:22 Tuhan menciptakan manusia segambar dengan dia (Allah) sendiri. Maka jika
kita sudah mulai ingin menciptakan sesuatu di perjalanan hidup kita ini maka
itulah sifat keilahian yang ada pada manusia. Tidak pandang bulu siapa saja
berhak untuk menciptakan dalam arti untuk mengolah ciptaan Tuhan yang ada di
dunia ini. Tuhan menciptakan walaupun manusia sudah tidak berkenan di hadapan
Tuhan tapi semua yang ada di dunia ini masih bebas untuk memilikinya segala
sesuatunya yang kita inginkan ada di dunia ini. Mengapakah sulit sekali untuk
mendapatkannya? Tidak seperti teman-teman lainnya yang sudah mendapat
berlebih-lebih dalam hidupnya?
Inilah selalu di dalam benak yang gagal mendapatkannya. Di manakah letak
permasalahannya sedangkan saya juga ciptaan sama seperti yang lain. Tapi jangan
lupa segala sesuatunya ada ada awal dan ada akhir. Waktu silih berganti
kejayaan pun ada gelombangnya namanya juga perahu kehidupan ada yang naik dan
ada yang turun dan juga berhenti sama sekali karena nafas di kehidupan sudah
selesai berdenyut. Walaupun demikian penumpang perahu kehidupan tak pernah
berkurang tetapi bagi penumpang perasaan berbeda-beda ada yang gelisah ada yang
was-was ada yang merasakan badai dan puting beliung dan ada juga yang tenang
tenang saja. Sebab gelombang angin-angin dan karang- karang tetap menyertai
perahu kehidupan itu. Kadang masih angan-angan pun sudah diterpa gelombang
masih berjalan pun juga sama sirna sama sekali hilang sebelum dilaksanakan.
Itulah sebabnya maka manusia tak pernah berhenti untuk berangan-angan.
Angan-angan biasanya hal yang baik-baik saja. Oleh sebab itu maka jika orang
berangan-angan tandanya sehat jasmani nya. Oleh sebab itu maka angan-angan itu
terus menjelajahi pikiran sebab biasanya sedang tak ada pegangan hidup atau
belum ada program hidup sedang tak ada kerjaan yang rutin inilah dibilang musim
angan-angan. Jika dipikir-pikir angan-angan itu baik khayalan juga ada gunanya
jika dipergunakan untuk menunjang pengalaman perahu kehidupan ini tapi jangan
lupa angan-angan juga bisa membawa kegagalan jika lewat batas waktunya. Seperti
seseorang pak tani pergi ke sawah untuk membajak sawah nya tetapi sebelum
bekerja terlebih dahulu duduk sejenak sambil merokok tapi terbuai dengan
angan-angan. Tak terasa matahari semakin tinggi perjalanan hidup berjalan terus
tak terasa sudah jam 12 Sudah lapar tapi pacul belum juga dipergunakan. Itulah
sebabnya angan-angan bisa membuat pikiran berkembang dan bisa juga membuat
pikiran buntu Oleh sebab itu ingat waktu adalah uang maka waktu jangan dibuang
percuma berangan-angan juga perlu tapi ingat waktu. Jangan sampai yang lain
terhambat menghayal juga boleh-boleh saja tapi ada batas waktunya. Ada dua
versi manusia menjalankan kehidupan ini menjelaskan ide-ide sendiri dengan
memikirkan panjang lebar. Berangan-angan dulu, berandai-andai dulu, menghayal
dulu sesudah dapat solusinya yang merasa dia sudah mantap baru menjalankannya
tanpa bertanya ke sekelilingnya atau mempedulikan orang lain. Setelah
dikerjakan apabila berhasil maka membusungkan dada dia merasa hebat. Tapi
sebaliknya jika gagal dia merasa dirinya kecut tak berguna. Inilah yang
dikatakan berjalan sendiri tanpa bantuan sekelilingnya dia tidak tahu mau segala sesuatunya harus meminta bantuan
orang-orang sekeliling kita. Memang juga perahu kehidupan tidak bisa berjalan
sendiri-sendiri. Tak terasa perahu kehidupan sudah melaju jauh bagi yang
berhasil langkah semakin pasti karena jalan yang dituju sudah mulai ada titik
terangnya. Semangat pun mulai menggebu-gebu angan-angan pun sudah mulai
melambung tinggi. Walaupun demikian banyak juga di dalam keberhasilan itu ada
juga kerikil kerikil tajam membuat perjalanan perahu kehidupan terasa oleng
inilah namanya hidup sebelum namanya hidup pasti seiring dengan masalah demi
masalah apalagi bagi orang sudah gagal dari dasarnya jalan rasanya buntu karena
kurangnya modal pengetahuan di masa-masa langkah pertama. Tetapi ada juga yang
tidak kenal putus asa jalani saja apa yang dapat dikerjakan hari itu kerjakan
saja walaupun kurang beruntung masih ada hari esok yang lebih baik. Inilah
cara-cara kehidupan manusia untuk mengisi perjalanan kehidupan ini tak terasa
badan semakin besar keperluan pun semakin banyak cita-cita pun sudah mulai
timbul dengan seiring waktu yang ditempuh tak tahu sampai di mana tujuan perahu
kehidupan ini. Jika kita menghayalkan sesuatu pasti yang indah-indah sebab
khayalan itu seolah-olah pasti terjadi walaupun siap menghayal semua sirna
karena yang namanya otak (mastermind) tak pernah berhenti bekerja walaupun
sedang tidur pun terbawa ke mimpi-mimpi. Kadang khayalan juga bisa membawa kita
ke kenyataan yang pasti. Tapi jarang sekali manusia menghayalkan tentang sang
pencipta alam semesta tempat kita berpijak ini. Dan inilah kekurangan manusia
membuat dirinya kurang mendapat petunjuk sang pencipta tahu kemana arah
tujuan perahu kehidupan manusia sebab
Dialah perancang perahu itu. Memang manusia tak sanggup melihat atau mengetahui
tentang sang pencipta itu jikalau tidak sang pencipta itu mengenalkan dirinya sendiri kepada
ciptaan-nya itu sendiri. Jadi biasanya jika manusia sudah tak sanggup lagi
memikirkan sesuatu baru bertanya-tanya dalam hati siapakah yang menolong kita.
Inilah angan-angan sang penulis. demi melengkapi buku ini Izinkan saya sedikit tentang riwayat hidup
saya di masa anak sampai remaja saya setelah saya dan abang dan kakak saya
sudah besar di samping Kami sering berpindah-pindah kadang-kadang berpencar di
rumah kerabat terdekat kadang-kadang bersatu di rumah ibu dan ayah tiri serta
adik-adik saya satu Ibu lain ayah ada 4 orang tak terasa seiring
perjalananperahu kehidupan abang saya sampai juga sekolahnya dan sudah menjadi
guru SD dan sudah menemukan jodohnya dan kakak saya pun sudah berumah tangga
juga dan tinggal saya sendirian yang belum mendapatkan apa yang saya inginkan
saya sering menghayal dan menginginkan sesuatu sangking tak tertahan Sering
saya mencuri uang ibu saya dan membelanjakannya tanpa memikirkan resikonya dan
sering mendapat hukuman dari orang tua saya maupun abang saya dan kakak saya
tapi Tak jarang juga Walaupun saya tidak melakukannya tetapi karena saya sudah dicap jahat maka di
tuduhkan kepada saya Walaupun saya tidak mengaku tak ada yang percaya kecuali
yang benar-benar melakukannya sebab ada pepatah lancung keajian seumur hidup
orang tak percaya. Inilah hidup aku semasa remaja dan saya pun pindah lagi sama
Bibi saya kakaknya ayah kandung saya. Bibi saya ini sayang sekali kepada saya
tapi dia sudah stroke tak sanggup lagi bekerja hidupnya di santuni suaminya
yang sudah kawin lagi. Aku sebagai penumpang merasa aman karena diperlakukan
sebagai anaknya sendiri walaupun saya bersalah tak pernah memarahi kami dan
kami pun sama seperti keluarga lainnya walaupun bertengkar tak pernah satu
dengan yang lainnya. Di dalam suasana damai inilah saya berangan-angan ingin
terbang tapi apa daya saya tak punya saya ingin keluar dari desa saya tapi tak
tahu jalan dan ongkos pun tak punya karena anak Bibi saya sudah sekolah di kota
kecil kami. Aku juga ingin ke kota lebih besar lagi dengan tak sadar saya
utarakan kepada ibu saya mana tahu saya bisa ke kota dengan bermodalkan badan
sudah besar saja tanpa ada pengetahuan sama sekali di samping menghayalkan yang
tak pasti dan dalam hati kecil saya merasa tak mungkin tapi masih menghayal
juga. Beginilah khayalan dan angan-angan saya yang mengambang tapi tak berhenti
juga seandainya terjadi di samping menjalani kehidupan ini. Sehari-hari bertani
kecil-kecilan dan dan sambil bercinta juga namanya juga remaja yang sedang
mekar sebab cinta itu semua berhak walaupun kita jelek, cantik, susah senang,
kaya miskin semua punya cinta. Termasuk saya juga tak mau ketinggalan. Cinta
monyet pun bersemi karena sudah bertemu cinta pertama angan-angan ingin ke kota
besar pun sudah terlupakan. Khayalan pun berganti berganti arah ke jenjang
perkawinan karena tambatan hati pun sudah serius. Rencana pun sudah diatur
bulan dan tanggalnya. Angan-angan dan khayalan semula sudah terlupakan tapi
kita tidak tahu kemana tujuan perjalanan perahu kehidupan. Perahu kehidupan
saya yang sudah ditentukan sang pencipta. Angan-angan sudah dilupakan disetujui
oleh sang pencipta. Di saat-saat rencana sudah dibuat untuk berumah tangga di
usia muda pun sudah siap tinggal berapa bulan akan mendatang tak terasa perahu
kehidupan membelokkan arah perjalanan perahu kehidupan ini. Angan-angan yang
sudah dilupakan menjadi kenyataan. Pada suatu hari ada keponakan ibu saya kawin
dengan sekampung kami. Kerabat ibu saya semua datang dan bertemu dengan ibu
saya dan langsung bertanya adakah anak kakak yang enggak sekolah untuk dibawa
ke Medan untuk diajari berdagang. Ibu saya yang teringat saya pernahutarakan
kepadanya berapa tahun yang lalu yang saya sendiri sudah lupa tentang itu. Setengah-setengah kebahagiaan saya bersama
pacar saya yang sudah sepakat meyakinkan hubungan untuk berumah tangga. Maka
setelah mendengar ajakan bibi saya itu maka angan-angan pun berubah atau
berbalik untuk meniti perjalanan hidup ini saya pun membuat keputusan untuk
meninggalkan janji saya bersama sang kekasih memilih ikut bersama bibi saya
untuk menguji nasib ke kota yang saya idam-idamkan itu. Saya berangkat tanpa
uang sepeserpun dan pakaian beberapa potong saja. Saya simpulkan inilah
perjalanan hidup tidak kita sadari bisa terjadi karena sang pencipta
mengarahkan. Saya sudah menginjakkan kaki saya di kota Medan. Sementara
senangnya bukan main. Inilah perjalanan sang penulis di atas perahu kehidupan.
Tapi walaupun angan-angan sudah tercapai angan angan dan khayalan tak pernah
berhenti. Inilah namanya perjalanan, tak pernah berhenti tetap terus berganti
suasana ganti pula khayalan nya sifat manusia tak pernah merasa puas karena
perjalanan perahu kehidupan belum sampai tujuan kita selalu berangan-angan dan
merencanakan sesuatu tapi kadang-kadang tanpa kita sadari seolah-olah ada
makhluk yang menggerakkan kita kita menyia-nyiakan sesaat atau belok kanan.
Tapi perahu perjalanan hidup membelokkan ke kiri, selalu tak dapat diterka atau
diprediksi. Karena perjalanan kehidupan sudah ditentukan oleh sang pencipta.
Sang penumpang sendiri pun jika ingin bertanya susah mendapat jawabannya karena
sering keliru atau sebaliknya jika disimak. Sebab kadang-kadang kita sering
berharap tapi malah kehilangan. Kalau kita putus asa tapi ada juga jalan
keluarnya membuat kita sering bangun dari keterpurukan itu. Hidup ini susah
ditebak dari akal manusia itulah membuat kita salah sangka di pengalaman
kehidupan itu. Setiap yang kita bangga banggakan menjadi malapetaka tapi di
tengah-tengah kegelapan datang juga sebercit terang membuat hati tenang dan
sering juga sengsara sengsara yang kita jalani membawa nikmat. Coba kita
pikirkan siapakah yang berperan untuk mengolah semua ini. Inilah yang disebut
campur tangan sang pencipta. Kadang-kadang orang yang menyiksa kita membuka
jalan bagi kita menuju sukses. Tapi sering juga karena karena baik hati orang
lain untuk menolong kita justru membuat kita sengsara. Perjalanan perahu
kehidupan tidak bisa di terkaa cuma bisa dijalani menurut kemampuan
masing-masing. Sebab sang pencipta sangat adil yang tak bisa diganggu gugat walaupun
sebagian manusia tidak merasa adil Tuhan itu. Tapi ingat Tuhan sang pencipta
tak perlu pendapat manusia. Cuma Tuhan memberikan kebebasan manusia untuk
meminta kepada-Nya dan apabila sang pencipta berkenan kepada kita maka dia
mengabulkan permintaan kita itu tapi Tuhan menuntut tanggung jawab kita sebab
segala sesuatunya yang kita miliki harus dipergunakan sesuai kehendak sang
pemilik. Semua segala sesuatunya harus dipertanggungjawabkan apabila kita
terima. Kita jangan lupa semua ingin memiliki seisi dunia ini tapi mengapa
tidak semudah yang kita duga. Semua bekerja keras dan menginginkan sukses tapi
mengapa ada yang mendapat dan ada juga yang gagal sama sekali Mengapa demikian?
Itulah rahasia sang pemilik alam semesta ini kepada siapa dia ingin memberikan
banyak dan berlimpah limpah atau berlebih-lebihan dia berikan dan juga yang
mendapat sedikit (sederhana). Tentang inilah yang sang penulis buku ini ingin
mengetahuinya. Dimanakah rahasianya ini semua apakah maksud dan tujuan sang
pencipta atas segalanya ini. Kita semua sama-sama ciptaan, sama-sama manusia.
Kenapa mesti berbeda-beda. Kembali kita ke angan-angan serta khayalan, mengapa
kita selalu menghayalkan atau berangan-angan dulu? Sebelum segala sesuatunya
dimulai. Sebab khayalan dan angan-angan itu adalah pola dasar keinginan. Sebab
setelah menghayal timbullah keinginan. Setelah menginginkan sesuatu maka
timbullah keinginan untuk memperjuangkannya. Apabila sudah merasa pasti maka
mulailah menjalankan nya ada keinginan ada usaha untuk itu maka mulailah melaju
perahu kehidupan dirasakan untuk mencapai tujuan. Langkah pun dipercepat supaya
sampai ke tujuan. Mulailah otak berjalan untuk memikirkan langkah langkah
selanjutnya. Kesadaran seperti inilah selalu terlambat datangnya maka banyak
yang gagal langkah pertama. Seperti saya di masa kanak-kanak tak ada keinginan
maka malas sekolah. Oleh sebab itu kita harus sering diingatkan kepada
anak-anak balita kita supaya dia semangat setidaknya kita ingat kan jadi orang
pintar itu perlu. Kadang kita bodoh maka kita tetap ketinggalan sejenjang malu.
Biasanya manusia selalu terlambat jarang terlampau maju. Tak jarang manusia
mengucapkan takdir jika sudah gagal atau sesudah terjadi seperti yang tidak kita
kehendaki. Seperti mendapat malapetaka misalnya datang dengan tiba-tiba atau
terjadi sesuatu seperti yang kita tidak menyangka sama sekali maka kita sudahi
dengan bahasa sudah takdir membuat begitu. Karena sudah habis bahasa yang lain
bahasa takdir itu tandanya ada kesadaran di balik kehidupan itu ada yang
mengatur. Inilah tanda-tanda manusia mulai mengenal sang penciptanya yang
menetapkan kehidupan manusia di perjalanan kehidupannya. Di sinilah kita merasa
berhenti perjalanan kita karena tak tahu lagi berbuat apa-apa namun perjalanan
perahu kehidupan jalan terus tidak ada istilah berhenti. Sekarang kenyataan
besok kenangan tak ada istilah diulangi lagi harus berjalan.
0 Comments