Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Picture alt

Perahu Kehidupan - BAB III Semangat adalah Kekuatan s/d BAB IV Tercapainya Cita-Cita Tumbuh Pula Masalah Baru

 

BAB III

Semangat adalah Kekuatan

Setiap kita melangkah harus didasari dengan semangat. Oleh sebab itu maka kita tahu semangat adalah salah satu sumber kekuatan jika ingin melangkah maka harus ada keinginan terlebih dahulu. Seperti saya dulu melangkahkan kaki ke kota di saat meninggalkan desa saya modal saya hanya keinginan saya untuk mengadu nasib karena sudah bosan dengan kegiatan sehari-hari yaitu ke ladang setiap hari. Saya ingin tahu di luar sana ada apa gerangan tapi saya sangat semangat untuk menghadapi apapun yang terjadi saya sudah siap sebab tujuan saya ingin mengadu nasib. Semangat adalah kekuatan yang utama (modal utama) setelah saya melihatnya maka merasa banyak kekurangan saya di samping saya tidak tahu bahasa selain bahasa daerah saya sendiri. Terpaksa belajar kembali tak ubahnya seperti masuk SD dulu mengenal huruf-huruf. Begitulah saya banyak belajar di saat-saat langkah pertama saya pertama menyesuaikan diri bersama keluarga yang baru belajar beradaptasi dengan karakter-karakter mereka satu dengan yang lainnya. Semangat menuju tujuan sampai tercapai sebab jika melangkah tanpa tujuan pasti kecewa. Sebab diperjalanan perahu kehidupan banyak membawa ombak kecil atau besar yang menghalangi perjalanan kita yang harus di tembus. Oleh sebab itu semangatlah salah satunya memberi kita kekuatan. Semua rintangan harus dihadapi dengan tenang dan dijadikan pelajaran untuk pengetahuan lebih jauh. Mengetahui karakter seseorang harus menerima apapun dia perbuat kepada kita semangat melihatlah kepada orang yang menyakiti kita. Jadikan sejarah perjalanan perahu kehidupan ini. Belajarlah dengan apa yang kita hadapi. Jika kita jumpai tidak menyenangkan atau menyakitkan hati kita jangan perbuat dengan orang lain. Sebab itu adalah benih-benih racun yang menyakitkan. Tapi apabila membuat kita senang tanamkan dalam hati sebab itu bisa menjadi modal kita. Semangatlah sebab perahu kehidupan jalan terus. Berhati-hatilah menggunakan waktu demi waktu supaya jangan banyak terbuang. Kerjakanlah apa yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh supaya jangan kecewa yang menyuruh kamu apabila kamu di bawah kekuasaan orang itu. Sebab ada juga waktunya nanti kita lepas dari sana sebab hidup adalah perjalanan tak ada yang kekal pasti silih berganti dan juga berpindah tempat dan situasi. Jadi jalani dengan tenang di situasi yang kita jalani. Sebab ini hari kenyataan dan besok jadi kenangan. Jika kita sudah di hari ini jangan terbelenggu dengan kejadian yang kemarin sebab setiap hari ada saja yang harus dikerjakan lembaran baru. Oleh sebab itu jangan terbelenggu dengan kejadian-kejadian yang lalu marilah kita menikmati hari-hari kita dengan santai penuh dengan semangat. Sebab semangatlah yang bisa menepis hati yang gundah gulana menghadapi tantangan hidup ini sebab semangat adalah kekuatan. Makin jauh perjalanan kita makin bermacam-macam rintangan yang kita lalui. Karena tanpa kita sadari sudah naik tingkat seperti orang-orang kuliah walaupun tidak berkampus seperti kawan-kawan kita yang tidak gagal di bangku sekolah. Dia kuliah di kampus kita kuliah di perjalanan perahu kehidupan kita. Arti kuliah yaitu belajar membaca situasi perjalanan hidup ini supaya jangan jauh ketinggalan orang-orang belajar dengan guru-guru mereka yang membagikan ilmu-ilmu yang ada padanya. Kita yang gagal sekolah belajar dari kegagalan kita sebab ada pepatah mengatakan pengalaman hidup adalah guru utama atau guru yang baik adalah pengalaman. Jika kita tidak berhenti belajar maka ada kemungkinan di saat-saat tertentu bisa kita sejajar dengan kawan kita yang kita anggap tak pernah gagal baik di sekolah atau dalam ekonomi. Dan ada pula di saat tertentu dia bertanya atau belajar dari kita karena pengalaman kita. Apalagi disaat saat menanjak  remaja seperti saya di perjalanan kehidupan saya pergaulan banyak ragamnya. Saya yang tak punya pendidikan harus berkomunikasi dengan anak sekolah sebaya. Saya sering tak nyambung karena kurang bahan materi bahasa saya. Tapi semangat walaupun ada kekurangan saya tak pernah berkecil hati. Walaupun sering mendapat ejekan ejekan saya maklum memang seharusnya saya terima seperti itu karena saya sadar kekurangan saya di tempah kota ini. Saya buat itu semua jadi pelajaran saya sebab saya merasa beruntung karena Bibi saya tempat saya menumpang punya toko buku segala buku-buku dan koran, majalah, komik dan novel novel pun ada dan semua buku-buku sekolah juga ada di sana. Jadi saya leluasa membaca apa saja yang saya mau saya senang bisa membaca setiap hari, baik itu majalah, komik, koran, novel semua saya baca. Inilah, terbuka jalan buat saya untuk belajar. Membaca adalah salah satu pelarian kekesalan saya di saat suntuk atau sakit hati. Sang pencipta sungguh baik dia tetap membuka jalan bagi umatnya yang memerlukannya terutama buat saya yang sudah menyadari kekurangan saya memanfaatkan situasi itu supaya berguna bagi perjalanan kehidupan saya. Mengisi kekosongan saya dengan membaca di saat senggang saya selama 3 tahun lebih kurang. Tiada hari tanpa baca sebab disitu pekerjaan saya. Siang ke pajak sentral dan malam jaga toko buku jika paman saya pergi. Tas saya tak pernah ketinggalan buku jadi setiap ada waktu saya membaca. Tanpa saya sadari sangat berguna buat saya di perjalanan perahu kehidupan saya karena sudah menjadi hobi buat saya membaca. Walaupun saya sudah tua sampai sekarang ini lah kenangan manis bagi saya sampai sekarang. Di saat saya suntuk saya mencari buku-buku bacaan sebagai pelarian hidup saya di samping terhibur menambah wawasan juga buat saya. Ini lah kesaksian sang penulis.

Thanks My God.

Semangat adalah modal dan penolong juga sekaligus penawar buat hati yang sedang sakit hati.  Karena semangat adalah mendorong kita untuk maju ke depan sebab jika tidak ada semangat maka perjalanan hidup kita bisa bisa sewaktu-waktu bisa mundur karena kendala-kendala yang kita jumpai. Seperti sakit hati karena ulah sekeliling kita yang tak pernah menghargai kita. Seperti kisah saya dahulu seorang yang menumpang yang tidak menjanjikan apa-apa hanya numpang hidup saja tidak bergelar. Entah itu sebagai pembantu atau babu kan jelas bergaji walau sedikit. Tapi saya tak ada menjanjikan apapun sama sekali hanya tunggu perintah dari Bibi saya sekeluarga. Saya jalani dengan santai dan berusaha memahami satu-persatu supaya saya mengenal karakter satu persatu dan mengambil hati mereka supaya menerima saya menjadi keluarganya. Saya jalani hidup dengan keadaan yang ada dan mengerjakan tugas saya yang sudah dibuat oleh mereka setiap hari-harinya tanpa berpikir hari esok. Saya merasa berhasil karena tak pernah ada masalah dengan semua keluarga walaupun saya tahu apa-apa saja yang mereka kerjakan walaupun itu kesalahan tak pernah mengadu pada orang tuanya karena tak jarang anak-anak sering mengambil uang  yang sedang saya awasi. Baik itu di pajak atau di toko saya diam saja berfikir, ya uang orang tuanya kok. Saya cuma penumpang saja kok. Inilah prinsip saya. Saya tak tahu itu salah atau tidak tapi saya ya mengamankan diri saya sendiri. Itu semua karena semangat saya untuk tinggal di kota ini  semangat ada walaupun tujuan tak tahu kemana. Setahun atau dua tahun saya jumpai juga tujuan hidup saya yaitu mencari jodoh itulah tujuan utama saya dicari itu walaupun usia masih belasan tahun . Saya sudah membuat kriteria apa yang saya cari untuk teman hidup saya. Di sinilah saya jumpai perjalanan hidup saya sudah mulai berjalan. Perahu kehidupan sudah ada kemajuan. Kadang-kadang kita merasa hampa hidup ini putus asa dan merasa buntu jalan yang kita lalui ini oleh karena semangat turun. Isi hati sedang kosong dan situasi kita sedang gundah gulana sekeliling kita pun tidak mendukung. Di saat-saat tak ada dukungan apakah kah kita lakukan jika terjadi demikian? Salah satunya adalah bangkit dan semangat. Buat tujuan hidup setelah dapat solusinya. Setelah merasa mantap dan sudah percaya diri mantapkan hati, pasang kuda-kuda, melangkahlah dengan pasti singkirkan masalah yang menghambat langkah lalu pandang kepada tujuan dan tumbuhkan semangat untuk kekuatan di perjalanan perahu kehidupan. Sebab semangat adalah kekuatan dan lampu di perjalanan untuk menuju tujuan . Jika sudah semangat kekuatan kita, maka kendala-kendala atau kerikil kerikil tajam sekalipun tak mempan untuk menghambat perjalanan kita karena sudah kuat pondasi kita yaitu adalah semangat. Itulah kekuatan kita di perjalanan perahu kehidupan ditengah-tengah perjalanan yang sempat kosong pikiran . Sebab jika pikiran sedang kosong maka bisa bisa diisi oleh keraguan-keraguan cuma mengisi otak kita atau istilah Master Mind kita. Satu-satunya ingat tujuan sebab perahu kehidupan berjalan terus menuju yang sudah ditetapkan Sang Pencipta yang tetap serta bersama kita. Oleh sebab itu mintalah tuntunan padanya jika kamu merasa lemah sebab sang pencipta tetap menyertai umatnya. Barang siapa pun yang meminta petunjuk pasti diarahkan sebab manusia diciptakan segambar dengan Dia. Ciptaan yang paling tinggi dari segala  ciptaannya semua yang ada di dunia ini. Oleh sebab itu barangsiapa yang meminta petunjuk kepadanya maka tak pernah kecewa atas apa yang sudah diberikanNya Sebab bagi orang yang dituntun oleh sang pencipta tak pernah kecewa walaupun sekali-sekali gagal tapi semua ada hikmahnya berguna bagi dirinya. Sebab tantangan itu kadang-kadang menangkal kekuatan kita. Karena hidup tanpa tantangan adalah semu dan kurang berseni. Ada-ada saja perasaan berubah-ubah . Seperti saya dulu di waktu menjelang dewasa semangat tumbuh tapi tak tahu kemana diarahkan. Sedangkan saya cuma menumpang menurut perintah apa yang harus dikerjakan hari ini. Tapi saya tidak pernah putus asa walaupun tidak bisa berbuat apa-apa tapi aku tetap semangat karena semangat lah kekuatanku. Aku menanti apa yang aku harapkan. Sebab saya berharap selalu saja hidup ini ada perubahan, entah itu dari mana datangnya saya tak tahu. Tapi dalam hatiku yang paling dalam berkata pasti ada perubahan di hari yang akan datang. Inilah harapan orang lemah yang bersemangat tinggi sebab semangat berguna tapi tak bermodal. Oleh sebab itu semangatlah melawan arus yang kita lalui. Sebab perjalanan perahu kehidupan setiap orang tak ada yang sama sebab ada yang dibimbing oleh orang-orang yang lengkap ada bapak dan ibu, nenek dan kakek kedua orang tua ayah dan ibu. Tapi ada juga cuma orang tua saja yang lengkap tapi nenek tak utuh lagi. Dan ada yang dibimbing orang tua tunggal ada ayah saja ibu sudah meninggal, juga ibu saja ayah sudah meninggal. Dan walaupun sudah tunggal tapi penuh tanggung jawab. Tapi ada juga orang tua masih lengkap tapi berpisah atau ayah sudah kawin lagi atau sudah kawin dua-duanya dengan yang lain. Atau ibu sudah di madu (pincang) kasih sayang dan ada ayah meninggal ibu kawin lagi seperti saya dan kakak abang saya dan tinggal bersama ayah atau ibu tiri. Dan yatim piatu yang dibesarkan oleh orang yang tidak melahirkan di lingkungan sanak saudara atau famili dan ada juga yang dibuang sama sekali kepada yang bukan saudara seperti di panti asuhan dan dijual menjadi anak angkat. Inilah perjalanan perahu kehidupan masing-masing manusia. Walaupun begitu situasi kehidupan manusia tidak lepas dari pantauan sang pencipta atau Tuhan. Semua diberkati pada dasarnya oleh Tuhan masing-masing menjalani hidupnya masing-masing. Berjalan perahu kehidupan menuju yang sudah ditentukan Nya walaupun kita masih meraba. Berkat berkat dari Allah tetap menanti kita semua tapi barangsiapa mencari atau meminta dan memerlukan dan dipercaya dan bertanggung jawab pada Nya lah yang diberikan yang paling banyak kita tahu untuk mendapatkan semua yang ada di dunia ini tergantung kepada permintaan kita masing-masing. Berangan-angan bersemangat berusaha dan berharap satu keharusan di dalam perjalanan kehidupan adalah modal utama untuk mendapatkan sesuatu di dalam situasi yang kita hadapi. Berlainan, ada belum diminta sudah disediakan oleh orang tua misalnya ada juga memang sudah tersedia sebelumnya bagi orang yang lahir di kalangan orang berada tanpa diminta lebih dulu. Dan ada harus diminta dulu dan ada sama sekali tak ada. Inilah ragam-ragam kehidupan. Bagi yang sudah tersedia tak perlu lagi mencari dan meminta tapi bagi yang tak ada pasti berkhayal dan berangan-angan dan bersemangat ingin mendapatkannya. Itulah perjalanan kehidupannya arah manusia ini. Bagi yang ada perlindungan nya tak perlu mencari tapi bagi yang tak ada pasti mencari perlindungan. Juga yang kenyang tak perlu mencari makanan yang sudah punya untuk apa mencari. Di sinilah terjadi peralihan suasana sebab ada istilah sang pencipta barang siapa yang mencari asti mendapat, mintalah tentu kamu diberi dan carilah kamu pasti mendapat, ketuklah pasti dibukakan pintu untukmu. Tapi jika kita menghabiskan yang ada pasti makin hari makin berkurang. Tapi yang mencari dan bekerja pasti makin hari makin bertambah. Manusia pada umumnya disuruh bekerja dan berkarya tandanya singgah di dunia ini. Mengerjakan dan menata supaya lebih indah sebab sang pencipta berkata pada ciptaannya kuasai dunia ini, taklukan isinya. Tuhan selalu memberikan kebebasan kepada umatnya untuk memilih tapi di dalam kebebasan itu tidak jarang orang memilih salah, membuat manusia itu selalu ada penyesalan Salah pilih itu namanya, tapi jika ditanya apanya yang salah sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata sebab sebetulnya yang salah itu adalah cara kita menerimanya. Kesalahan selalu dilimpahkan kepada orang lain atau bendanya. Contohnya yaitu misalnya gagal di dalam usaha dan mendidik anak siapa yang disalahkan di ibarat usaha kita yang merancang nya begitu juga anak kita juga yang mendidiknya. Siapa yang salah usaha atau pengusaha nya anak atau bapak ibunya. Tentang inilah kita perlu kaji ulang supaya jangan meleset dari yang kita duga. Jangan cepat menyesal dan mencari-cari kesalahan tapi tetap semangat lagi untuk memulai yang baru. Berkarya lagi dan bercermin dengan masa lampau dan jangan mengulangi lagi kesalahan yang sama dan berhati-hatilah supaya jangan berulang-ulang timbul penyesalan. Supaya kita senang di perjalanan perahu kehidupan. Amin.

Kehidupan ini kita yang menata dan kita yang mengalami dan kita juga yang merasakannya. Oleh sebab itu buatlah namanya apa yang pas bagi anda sendiri. Apakah hidup ini indah pahit getir keras dan rileks atau kejam dan sebagainya. Dan jangan lupa apapun namanya yang anda buat tapi harus dijalani dan tak bisa lari dari kenyataan itu. Jadi jangan cepat-cepat membuat satu nama sebelum merasa cocok nama itu buat kamu merasa aman menjalaninya. Sebab perasaan kita untuk menjalaninya adalah sesuai dengan nama yang kamu atau kita buat. Sama seperti judul buku ini perahu kehidupan, sebab jika kita namanya perahu harus jalan dan dikayuh. Jadi bagaimana kita menyikapi perjalanan hidup ini maka kita sudah tahu apa namanya yang cocok buat kita. Sebab semua di dunia ini ada namanya. Manusia pun semua diberi nama oleh pendahulunya walaupun nama itu sesuai dengan perangai atau karakternya. Sebab banyak yang sebaliknya dari namanya yang disandangnya. Tapi itu sebetulnya tidak penting penting sekali. Yang penting perjalanan hidup ini dijalani dengan serius jangan main-main sebab hidup hanya sekali dan tak pernah terulang.  Perjalanan hidup kata pepatah terkadang di atas dan terkadang di bawah. Karena hidup ini salah satu sejarah yang harus diingat ingat. Jadi barang siapa yang tidak mengingat perjalanan hidupnya adalah tidak  memperhatikan perjalanan hidupnya sendiri. Seharusnya cerita hidup kita kisah nyata mengapa anak cucu kita harus membaca dongeng dongeng.  Mengapa kita biarkan anak-anak kita lupa sejarah kita. Itulah mata saya sebagai penulis untuk bercerita di dalam buku ini karena di masa-masa saya ingin bercerita kepada mereka tak ada yang bersedia untuk mendengarkan. Saya berharap buku ini bisa tetap bercerita tentang saya walaupun nanti saya sudah tak ada di dunia ini karena manusia sangat terbatas waktunya. Oleh sebab itu saya pergunakan waktu senggang saya ini untuk itu. Saya tahu tulisan ini banyak kekurangannya namun semangat saya yang kuatlah yang mendorong saya karena di zaman saya sekarang sangat jarang yang namanya di dengar yang namanya nasihat sebab banyak tempat bertanya internet dan sebagainya. Orang tua dianggap kolot karena tak berpendidikan dan bodoh karena tak ber kata. Jadi kata-kata tak ada gunanya bagi anak-anak sekarang jadi cerita-cerita yang seperti ini dianggap kuno sama sekali. Tapi semangat saya mengatakan pasti sewaktu nanti ada juga yang tertarik atas cerita-cerita ini. Saya tidak berharap banyak jika dibaca syukur jika tidak pun no problem . Yang penting berkarya.  Semua di dunia ini tak tahu untuk apa dia diciptakan. Hutan-hutan pun tak berharap dia dipergunakan tapi semangat juga di gunakan.  Angin pun, tak dihiraukannya orang lain menggunakan dia tapi tetap dia berhembus. Hujan pun, tak pernah dipikirkannya ada yang memerlukan tetap juga turun. Satwa-satwa pun, berkembang tak tahu juga untuk apa. Matahari dan bulan pun juga, terus menjalani putarannya tanpa memperdulikan orang yang yang mendudukinya. Tapi nyatanya semua saling mempergunakan juga. Tentang inilah yang ada di pikiran saya untuk menulis buku ini. Karena saya lihat zaman sekarang ada video yang bisa diputar jika ingin melihat kejadian yang sudah lewat itulah yang ada di pikiran saya untuk memutar memori kehidupan saya melalui cerita-cerita saya melalui buku ini. Semangat adalah kekuatan perjalanan hidup harus dikenang dan dijadikan bunga-bunga kehidupan. Semua kejadian harus dikenang disatupadukan menjadi indah untuk dipandang dan diingat dengan cara sebagai berikut. Kenangan yang manis jadikan gula kopi yang kita minum, kenangan pahit jadikan pil malaria untuk obat. Masalah adalah peperangan melawan musuh. Sukses adalah sebagai tiang penyangga Kegagalan adalah awal permulaan dari masalah yang lain untuk merangkai satu dengan yang lain supaya indah dipandang, manis untuk dirasa dan jangan lupa bersyukur kepada sang pencipta atas semua yang kita hadapi di perjalanan perahu kehidupan. Pandanglah kedepan jalani saja dan hadapi semua rintangan karena susah senang silih berganti tak ada yang kekal. Jatuh bangun itu biasa jadi apapun kita kerjakan harus percaya diri. Semangat lah tanpa semangat langkah tersendat bisa bertanya pada orang lain tapi lebih percaya dengan diri sendiri. Saya juga semangatlah yang mendorong saya langkah demi langkah di dalam menghadapi kehidupan ini namanya di perantauan dan ingin mengadu nasib. Dan moto saya pantang mundur atau pulang kampung apapun yang terjadi terjadilah. Hadapi dengan tenaga yang ada, cari tujuan hidup. Melangkah dengan pasti minta petunjuk jika ada kendala kepada sang pencipta. Tak ada perasaan menyesal sebab perjalanan hidup ini tak ada perlu disesali tapi dibenahi yang mana kurang baik. Jangan mudah sakit hati dan tak perlu di ingat ingat yang namanya menyakitkan. Jika diingat menjadi penyakit. Jadi hidup ini seperti pohon dahan-dahan yang tak berguna. Harus dibuang juga ranting yang kering. Jangan dibiarkan merusak pemandangan yang menghambat pertumbuhan.Yang namanya hidup ya harus hidup. Jangan biarkan mati sebelum waktunya. Semangatlah.


BAB IV

Tercapainya Cita-Cita Tumbuh Pula Masalah Baru

Saya dulunya berpikir jika tercapai cita-cita  tak ada lagi masalah. Tapi tidak sesederhana itu. Di mana di tahun 1963 saya bercita-cita ingin berumah tangga di usia belasan tahun tapi cari pasangan tidak sembarangan. Mencari pasangan ganteng dan masa depan terjamin saya tidak sadar dan tidak mengenal diri sama sekali sudah jelek miskin dan tak berpendidikan. Tapi semua itu tak ada halangan bagi saya yang penting tujuan atau cita-cita tercapai. Inilah yang ada di benak saya. Bagaimana dengan anda pada masa-masa saat ini? Sudahkah ada cita-cita anda yang ingin dicapai? Jika sudah ada maka kejarlah jangan cepat menyerah dan putus asa. Sebab segala sesuatunya harus diperjuangkan buat komitmen jangan meniru dan jangan mudah terpancing dengan situasi dan rayuan-rayuan membuat jalan dan tujuan anda gagal nantinya. Sama seperti ibu-ibu belanja keperluan anak-anaknya tapi di gerbong pasar kecantol dengan obral-obral yang menggiurkan sampai-sampai keperluan anak diabaikan gagal jadinya nya. Anda jangan seperti itu ya. Mewujudkan cita-cita banyak sekali rintangannya jadi harus waspada. Jangan lalai dan ceroboh sebab salah-salah bisa bisa melenceng jadinya. Yang namanya cita-cita sudah tertanam di sanubari tidak mudah dihilangkan oleh sebab itu usahakan supaya tercapai cita-cita itu jika tidak terbuang seumur hidup. Tapi jangan berharap banyak dengan cita-cita walaupun tercapai bukan membuat masalah berhenti tetapi menumbuhkan masalah baru yang harus dihadapi. Inilah namanya perjalanan hidup ada pepatah mengatakan lain lubuk lain pula ikannya lain daerahnya lain pula aturannya dan juga lain zamannya lain lagi situasinya. Itulah tandanya masalah tetap ada dimanapun dan di situasi bagaimana pun tak lepas dari masalah. Jadi masalah itu bukan untuk dihindari atau ditakuti tapi harus dihadapi. Karena itu waspadalah untuk melangkah mencapai cita-cita itu. Dan jangan lupa tujuan setiap langkah sebab ada di sana menunggu cita-cita. Jangan sampai gagal supaya tak ada penyesalan di kemudian hari. Waspadalah sebab kesempatan itu tidak pernah datang dua kali. Di dunia ini harus banyak yang dipertanyakan dan juga dipelajari dan dipahami lebih dahulu supaya melangkah lebih jauh supaya tidak sempat kehilangan arah dan tujuan hidup terutama memahami diri sendiri terlebih dahulu. Sebab banyak manusia tidak mengenal dirinya sendiri dan juga tidak memahami diri sendiri dan menguasainya dan juga baca situasi dan zaman sekarang yang kita jalani dan ikuti perubahan. Jika masih merasa banyak yang belum diketahui belajarlah jangan malu malu bertanya kepada orang yang sudah mengetahuinya sebab jika kita sedang mengejar cita-cita dan jangan lupa bertanya dalam hati apa yang anda inginkan dari lubuk hati anda. Jangan ikut-ikutan atau meniru-niru orang lain. Buat rencana apa tujuan. Setelah merasa yakin baru buat rencana. Kerjakan dengan baik dan penuh perjuangan supaya tercapai cita-cita tak usah pikirkan terlampau jauh dulu yang penting tercapai dulu. Sebab itu kan tujuan Anda atau kita semua. Cita-cita adalah lambang kemajuan sebab biasanya yang dicita-citakan belum pernah terjadi pada diri kita sendiri. Ibaratnya seorang pemuda ataupun pemudi yang belum pernah kawin lalu dia tiba-tiba menginginkan nya untuk itu. Itu namanya cita-cita. Tumbuhlah keinginan mencari dan bertanya dalam hati seperti apakah yang kita inginkan. Jika sudah ada di dalam hati maka berjuanglah untuk mencari dan berusaha mencari seperti yang kita inginkan. Jangan asal-asalan supaya jangan menyesal di kemudian hari. Sebab penyesalan itu selalu terlambat datangnya. Jika sudah demikian banyaklah mendengar nasihat orang yang sudah berpengalaman dan juga jangan lupa menyaring kata-kata orang lain. Simaklah yang berguna buat kita supaya ada bekal kita untuk mencari jodoh itu. Sebab namanya manusia tak ada yang sempurna. Oleh sebab itu kita kita sesama harus saling mengisi atau berbagi pengalaman kita masing-masing dan berbagilah pengalaman suka maupun duka supaya saling menolong. Ketika kita menginginkan sesuatu maka kita menghubungkan apa yang terjadi pada saat ini. Di samping kita berusaha kita juga berpikir kapan tercapainya supaya saya tenan. Itulah di benak kita pada umumnya. Namanya cita-cita susah susah sekali tercapai karena cita-cita itu kadang-kadang susah terjangkau karena terlampau tinggi. Biasanya yang namanya cita-cita harus yang jauh di dalam pikiran kita tak ada orang tahu jauh di lubuk hati dan melayang-layang di alam pikiran kita. Jadi apapun kita perbuat dan apapun dikerjakan jika belum kontak ke dalam batin belum bisa mengiyakan atau merasa puas. Tapi apabila sudah merasa mendekati maka semangat pun meluap luap. Apalagi sudah seperti yang di hati maka pikiran pun berbunga-bunga semua terasa indah. Tetapi jika merasa gagal maka harus membuka lagi lembaran baru. Pasang lagi strategi untuk cita-cita itu sampai terwujud keinginan. Kadang-kadang kita bingung di perjalanan perahu kehidupan ini sebab perahu itu sudah bertujuan pasti tapi kita yang menjalaninya samar-samar sama sekali. Kenapa harus demikian? Oleh karena kita tidak mau bertanya sama sekali kepada sang pencipta alam semesta itu. Tapi walaupun demikian hanya orang yang berkenan kepadanya yaitu sang penciptanya maka cahaya pengetahuan itu dibuka Allah kepadanya. Karena dia adalah dijalan yang benar. Tapi bagi orang yang di jalan yang salah maka cahaya itu jauh darinya maka perjalanan perahu kehidupan itu samar-samar baginya. Banyak orang tidak merasakan nikmatnya hidup ini yang serba cukup diciptakan bagi kita. Ada yang menikmatinya dengan sukacita dia melihat indahnya panorama nikmatnya makanan yang dimakannya itu semua karena dia diberi cahaya. Sebab di dunia ini serba ada semua buat kita manusia dan semua berhak tak terkecuali. Semua ada baiknya yang buruk maupun yang baik. Ibarat makanan ada yang pahit manis asam pedas getir lemak asin pedas panas dingin ikan sayur-sayuran daging dan sebagainya itu semua diciptakan untuk manusia semata dan tinggal memilih menurut selera kita. Dan begitu juga jalan-jalan buat kita lalui pun disediakan bermacam juga untuk kita itu pun bermacam-macam bebas memilih. Ada jalan mulus ada yang berbatu-batu dan ada juga yang berduri terjal berbelok-belok dan juga turun turunan juga. Kita bebas memilih itu semua menurut kehendak sang pencipta manusia bebas memilih. Manusia diberi pikiran yaitu segambar dengan Allah kenapa manusia itu selalu salah jalan dan salah makan membuat sengsara dirinya sendiri atas perbuatannya sendiri. Inilah harus kita gumuli di dalam perjalanan perahu kehidupan ini sebab kita bebas memilih kenapa selalu salah pilih atau salah jalan membuat kita tidak lagi merasa aman menjalani perahu kehidupan ini? Coba pikirkan ulang. Kita manusia diberi Allah untuk berpikir. Kenapa kita selalu berhenti memikirkan sesuatu yang berguna banyak manusia. Berhenti berpikir bila ada kegagalan kita harus berjalan dan melangkah dengan pasti. Berkaryalah setiap hari yang berguna buat kita dan buat perjalanan perahu kehidupan kita. Carilah yang belum dapat dan pelajarilah yang belum tahu dan simpanlah yang sudah dapat dan kembangkanlah yang sudah diketahui (ilmu yang ada pada kita). Carilah kekayaan yang cocok buat kita yang sudah disediakan bahan-bahannya oleh sang pencipta. Buka mata kita dan ketahuilah apa yang sudah dibuat orang-orang yang sudah berhasil berkarya dari ilmu yang sudah didapatkannya dan kita juga sudah merasakannya karyanya itu seperti transport misalnya. Yang dulunya segala sesuatunya ditempuh dengan jalan kaki dan mengerjakan sesuatunya dengan tangan sendiri tapi berkat karya yang pendahulu kita sudah kita merasakannya. Ibaratnya seperti transport. Pertama ada yang menciptakan sepeda, kereta lembu atas jasa jasa hewan. Ini namanya karya diciptakan untuk generasi yang namanya karya. Tak pernah berhenti jalan terus berjalan. Bukan untuk yang berkarya tapi untuk orang lain semua orang merasakannya. Meningkat lagi mobil kapal-kapal dan pesawat juga dan alat-alat yang lain seperti radio televisi kulkas magic jar dan sebagainya. Alat pendengar juga bagi orang yang pekak.  Ini semua bukan terjadi tanpa dipikirkan manusia atau buah pikiran manusia lah. Itu semua terjadi untuk generasi yang merasakan inilah namanya berkarya. Sekarang bagaimana dengan anak-anak kita atau kita sendiri apa yang kita lakukan atau karya yang sudah kita perbuat? Jangan lupa meninjau kembali perjalanan yang sudah kita lalui jika belum ada yang berarti maka Cobalah bercita-cita untuk itu supaya ada program hidup. Supaya dapat dikerjakan dengan semangat dengan yakin. Supaya kita pun dikenang dan dinikmati generasi penerus kita. Di dalam perjalanan perahu kehidupan bercita-citalah sepanjang masa. Sebab itulah yang membuat kita semangat hidup. Jangan sekali-kali pas pasrah kepada kegagalan atau situasi sebab tetap hari esok masih ada menanti kita dengan senyum. Itu lah namanya perjalanan hidup supaya kita jangan berhenti berkarya sepanjang hayat dikandung badan. Harus kita memikirkan supaya cita-cita itu tercapai. Itulah perjuangan di dalam perjalanan kehidupan ini. Sebab cita-cita itu membangkitkan semangat untuk menghilangkan masalah yang namanya cita-cita adalah membuat hidup lebih baik dan supaya bergairah lagi hidup ini. Sebab yang namanya cita-cita harus tercapai inilah namanya perjuangan. Jika kita menginginkan sesuatu lebih baik dari sekarang walaupun belum pasti bisa. Sebab kesuksesan selalu dibayangi kegagalan. Seperti kenangan saya dulu bercita-cita berumah tangga untuk menghindari situasi saya sebagai penumpang di rumah bibi saya. Saya giat sekali mencari suami seperti yang saya sukai yaitu ganteng dan bermasa depan . Adapun yang mau bersama saya tapi belum seperti yang saya cita-cita kan saya tidak mau. Di tahun 1962, tahun mukjizat bagi saya dimana paman saya dan teman-temannya merencanakan membuat pasar malam di daerah kami selama sebulan lamanya dan kami pun ikut ambil bagian untuk itu sebagai penjual karcis masuk dan sebagai penari di hiburan gendang karo. Di sinilah saya berjumpa sama seorang pemuda. Saya berkenalan dan ternyata satu daerah sama saya dan saya simpati padanya. Saya berharap dia pun demikian. Setelah selesai pasar malamnya saya berharap dia menghubungi saya. Tak disangka-sangka pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata dia menghubungi saya melalui surat dengan perantara orang lain.  Saya sangat senang sekali karena ada harapan di dalam surat dia mengajak bertemu dengan saya saya setuju atas rencana itu. Setelah bertemu, saya merasa ada peluang untuk itu untuk mendapatkan dia dan saya pun bertekad untuk merencanakan sesuatu seperti yang saya cita-citakan untuk mendapatkan seorang suami. Syarat yang saya impikan semua ada pada dia. Ganteng militer walaupun berpangkat rendah saya nekat tak mau menunggu lama. Dan di pertemuan yang kedua saya walaupun sebagai wanita saya langsung melamar dia dengan mengatakan saya mau menjadi istrinya tanpa malu-malu dengan tidak mengharapkan apapun dari dia. Tak usah pesta-pesta tapi resmi itu yang saya minta kepadanya. Saya tegas. Jika dia mau harus sekarang sebab saya tak ada waktu untuk berpacaran. Jikalau kamu tidak berkenan kepada saya sudah sampai di sini saja hubungan kita itulah cara saya. Dengan membina hubungan lebih lama tidak mungkin karena tak ada waktu saya yang bekerja siang dan malam siang ke Sentral jual beras dan malam jaga toko di rumah sampai jam 11 malam. Itulah cara saya mencari jodoh yang saya cita-citakan. Walaupun demikian saya tidak berharap banyak untuk itu dan saya pun merasa tidak mungkin laki-laki mau dengan cara saya itu. Tapi itulah keputusan saya kalau dia mau syukur. Seandainya dia tidak setuju saya maklum sekali tapi itulah yang terbaik untuk saya. Tapi tak disangka dia merasa ketimbang bulan karena tak berani mengutarakan cinta kepada orang karena tidak punya duit dan orangtua. Dan dia pun datang untuk mengatakan setuju atas permintaan saya malah dia balik bertanya pada saya apakah saya sungguh-sungguh atas kata-kata saya. Lalu kami pun sepakat menikah dan dia meminta pas foto saya untuk surat perkawinan kami. Saya sangat bahagia sekali karena keluar dari rumah itu dan mempunyai keluarga bar. Maka kami pun resmi menikah dan berpesta kecil yang disumbang sanak saudaranya. Saya senang cita-cita sudah tercapai. Rumah tangga sudah punya tidak sebagai penumpang tapi sebagai istri seorang prajurit. Saya senang sekali. Jika cita-cita sudah tercapai maka kita merasa berhasil tapi itu cuma sementara namanya situasi baru suasana baru semua serba baru sebab kedudukan sudah berbeda. Status dari lajang menjadi istri. Tugas pun sudah tidak diperintahkan. Sendiri membuat program. Dulu harus mengikuti keluarga bibi saya, sekarang menjiwai suami dan sanak keluarganya lagi. Tambah lagi pelajaran baru karena perahu kehidupan sudah melaju lagi lebih jauh. Belajar dewasa, sebab setelah sebagai istri atau suami akan berganti nama lagi untuk siap menjadi ayah dan ibu. Inilah perjalanan hidup saya dan anda juga tentu demikian. Tercapainya cita-cita bukan berhenti masalah melainkan menambah masalah baru. Sebab menyatukan satu keluarga yang berlatar belakang beda sangat sulit atau menjiwai satu sama lain sangat sulit. Inilah yang disebut belajar kembali, apalagi baru kenal. Seperti saya dulu sangat tidak mengenal suami saya baik jiwanya dan karakternya. Di hari-hari pertama saya merasa sekolah lagi kembali untuk mempelajari bahtera rumah tangga ini. Jika di dalam sekolah SD 6 tahun tamat, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun dan kuliah 5 tahun sudah sarjana. Jumlah 17 tahun di pendidikan sudah selesai. Tapi di perjalanan hidup banyak sekali tak pernah lulus di dalam tingkatan gelombang kehidupan ini karena sama sekali tidak mau belajar (cepat menyerah). Apabila jumpa kendala tapi jika kita anggap itu semua tantangan maka kita merasa semua tak ada halangan. Apabila datang kendala pelajari dan berjuang untuk menaklukkannya dengan sekuat tenaga. Jika sudah melangkah jangan mundur. Apabila sudah dapat apa yang kita cari pertahankan supaya semua bisa seperti yang kita inginkan. Jangan berhenti bertanya. Ingat kita yang punya jadi kita yang bertanggung jawab. Jangan sekali-kali menyalahkan orang lain ataupun menyalahkan diri sendiri sebab jika kita mencari-cari kesalahan itu adalah jalan buntu bagi perjalanan perahu kehidupan. Sebab yang namanya perjalanan tidak bisa berhenti. Ada pepatah tidak satu jalan ke Roma. Kendala itu adalah bahan baku yang belum diolah. Jadi yang namanya bahan baku sanga32 diperlukan di dalam menata perjalanan hidup. Tapi yang namanya sukses adalah yang sudah jadi tak perlu lagi dibenahi. Jadi apabila kita merencanakan sesuatu yang pertama adalah bahan baku untuk diolah untuk menjadikan sesuatu. Ibarat masak bahan bakunya apa. Membangun rumah pun ada bahannya. Hakim pun di pengadilan harus ada ada masalah dahulu untuk di sudahi atau dipecahkan bersama. Manusia yang bercita-cita tandanya semangat tinggi. Oleh sebab itu maka cita-cita itu adalah sebagai pemacu perjalanan hidup. Jika kita bercita-cita maka semangat hidup pun jauh lebih bergairah. Seperti saya waktu merancang buku ini di saat-saat usia saya sudah mulai lanjut dan semangat kehidupan mulai redup karena faktor hukum alam. Saya bertanya dalam hati apakah saya kerjakan di saat ini. Cita-cita orang yang menuju ke usia uzur sudah jauh berbeda dengan di waktu muda. Sebab di waktu muda kita memikirkan diri kita (aku kita) semua. Serta akan, misalnya anakku suamiku dan diriku sendiri. Inilah yang ada di benak. Tapi di usia sudah mundur maka kita memikirkan orang lain bukan kita sendiri. Kita ingin berbagi dengan orang lain juga apa yang ada sama kita. Apabila ada harta yang dibagikan harta itulah dibagi-bagikan. Jika ada ilmu itu juga dibagi-bagikan . Tapi saya tak ada harta dan ilmu yang saya bagi-bagikan untuk generasi saya. Yang ada adalah pengalaman suka duka dan sedikit iman percaya saya kepada tuhan Yesus sebagai hamba Tuhan. Inilah yang saya tuangkan di dalam buku ini untuk anak cucu cicit saya nantinya. Sebab saya percaya pesan saya ini nantinya akan ada gunanya. Seperti Raden Ajeng Kartini dulu sampai sekarang masih didapat kaum wanita apa cerita pengalaman nya di masa-masa hidupnya. Begitu juga pendahulu kita masih banyak bisa dipelajari dari tulisannya, hidup di benak generasi penerusnya. Inilah dasar saya untuk menyusun buku perahu kehidupan ini. Walaupun tidak sempurna saya tahu ada juga nantinya menyempurnakannya anak cucu saya supaya buku ini berguna. Inilah sebagai cita-cita saya menulis buku ini semoga bagi yang membaca memperbaikinya lebih sempurna baik bahasa dan kalimat atau titik komanya. Biasanya jika cita-cita sudah tercapai sejenak sudah lega. Tapi jangan terlena karena perahu kehidupan tak pernah berhenti. Apabila terbit matahari masalah baru pun mengintip juga. Dia pun tidak mau ketinggalan. Masalah itu selalu mengiringi manusia seperti biduan yang selalu diiringi musik. Karena cita-cita dan masalah sama seperti kekasih yang tak mau dipisahkan, Oleh sebab itu tak perlu ditakuti tapi harus dihadapi dengan kekuatan yang ada pada kita. Jadi jika tercapai cita-cita bersyukur kepada sang pencipta. Jika kita sukses dinikmati dengan damai di hati. Jika ada masalah atau kendala kendala kencangkan ikat pinggang. Jangan takut sebab segala sesuatunya pasti berlalu seiring dengan lajunya perahu kehidupan. Sebab ketakutan adalah sesuatu pemicu kelemahan. Jadi ingat kita manusia ciptaan paling tinggi dari ciptaan yang lain. Oleh sebab itu janganlah takut untuk menghadapi segala sesuatunya di dunia ini sebab sang pencipta mengiringi perjalanan kita. Amin.

Karena manusia pun tak pernah berhenti bercita-cita. Dapat satu ingin dua. Begitulah seterusnya selagi perahu kehidupan masih berjalan. Jadi segala sesuatunya beriringan suka-duka, berhasil-gagal, mencintai dan dicintai membenci- dibenci, jaya dan jatuh senang dan  susah, dipuji dan dicaci bergembira dan menangis, sehat-sakit mendapat dan kehilangan. Tak ubahnya seperti cuaca kadang-kadang, cerah, mendung, panas dan hujan. Sama dengan pergantian siang dan malam. Itulah namanya hidup jadi segala sesuatunya sambut dengan lapang dada. Janganlah terlalu bersedih disaat susah dan jangan terlalu girang saat senang sebab segala sesuatunya silih berganti. Sebab namanya juga perjalanan perahu kehidupan, kadang lurus kadang belok, terjal dan menurun, kadang licin dan batu batuan. Jadi jika tercapai cita-cita siap-siaplah menghadapi masalah baru sebab itu semua seiring sejalan.












Post a Comment

0 Comments